Peran Seorang Guru Sebagai Motivator

Peran Seorang Guru Sebagai Motivator

Peran Seorang Guru Sebagai Motivator – searah bersama dengan pergeseran arti pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student oriented), maka peran guru di dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran, keliru satunya adalah penguatan peran guru sebagai motivator.

Proses pembelajaran bakal sukses manakala siswa membawa stimulus di dalam belajar. Oleh karena itu, guru kudu menumbuhkan stimulus belajar siswa. Untuk beroleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif memunculkan stimulus belajar siswa, agar terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.

Dalam perspektif manajemen maupun psikologi, kami sanggup menjumpai beberapa teori tentang stimulus (motivation) dan pemotivasian (motivating) yang dikehendaki sanggup menopang para manajer (baca: guru) untuk mengembangkan keterampilannya di dalam memotivasi para siswanya agar memperlihatkan prestasi belajar atau kinerjanya secara unggul. Kendati demikian Motivator Jogja ,

di dalam praktiknya memang kudu diakui bahwa upaya untuk menerapkan teori-teori tersebut atau bersama dengan kata lain untuk sanggup jadi seorang motivator yang hebat bukanlah perihal yang sederhana, mengingat begitu kompleksnya masalah-masalah yang perihal bersama dengan perilaku individu (siswa), baik yang perihal bersama dengan faktor-faktor internal dari individu itu sendiri maupun situasi eksternal yang mempengaruhinya.

Terlepas dari kompleksitas di dalam kesibukan pemotivasian tersebut, bersama dengan merujuk pada pemikiran Wina Senjaya (2008), di bawah ini dikemukakan beberapa anjuran lazim bagi guru di dalam rangka tingkatkan stimulus belajar siswa

1. Memperjelas tujuan yang dambakan dicapai.

2. Membangkitkan minat siswa.

3. Ciptakan situasi yang menggembirakan di dalam belajar.

4. Berilah pujian yang wajar pada tiap tiap keberhasilan siswa.

5. Berikan penilaian.

6. Berilah komentar pada hasil pekerjaan siswa.

7. Ciptakan persaingan dan kerja sama.

Di samping beberapa anjuran langkah memunculkan stimulus belajar siswa di atas, adakalanya stimulus itu terhitung sanggup dibangkitkan bersama dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif layaknya menambahkan hukuman, teguran, dan kecaman, menambahkan tugas yang sedikit berat (menantang). Namun, teknik-teknik semacam itu cuma sanggup digunakan di dalam kasus-kasus tertentu. Beberapa ahli menyebutkan bersama dengan memunculkan stimulus bersama dengan cara-cara semacam itu lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah kalau masih sanggup bersama dengan cara-cara yang positif, sebaiknya memunculkan stimulus bersama dengan langkah negatif dihindari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *